Rabu, 19 Oktober 2011

Peran dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam IPTEK dan IPTAK

A. Bahasa Indonesia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Bahasa Indonesia, sebagai bahasa negara, merupakan bahasa persatuan yang berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk kepentingan nasional. Bahasa adalah kunci untuk membuka khasanah pengetahuan. Keragaman ilmu pengetahuan dan teknologi ditampilkan melalui bahasa. Oleh sebab itu, bahasa menjadi bagian penting yang harus kita kuasai untuk  memahami keragaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Namun demikian, bahasa Indonesia belum dapat berperan sebagai bahasa pengantar ilmu pengetahuan. Menurut Halim (dalam Bakry, 1981: 179), hal itu bukan disebabkan oleh ketidakmampuan bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan, tetapi karena kekurangan bahasa Indonesia dalam hal peristilahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda bahasa Inggris yang perkembangannya seimbang dengan ilmu pengetahuannya. Hal itu karena buku-buku yang dipergunakan untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah berbahasa Inggris.

Upaya yang harus kita lakukan untuk menjawab tantangan tersebut adalah kita harus membiasakan sikap ilmiah dengan cara melengkapi buku-buku ilmiah sebagai salah satu syarat. Selain itu, usaha lain yang harus dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan cara harus menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya informasi ilmiah pengetahuan yang berarti meningkatkan mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa Ilmiah.

B. Bahasa Indonesia dalam Kegiatan Keagamaan

Bahasa Indonesia banyak dipergunakan dalam aktivitas keagamaan sebagai alat/sarana komunikasi untuk menginformasikan pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat. Hal tersebut sudah terjadi sejak negara maritim Sriwijaya yang beribu kota di Sumatra pernah menjadi pusat pengajian dan penyiaran agama Budha.

Begitu pula dengan agama Islam ketika masuk ke wilayah Asia Tenggara. Bahasa Melayu ikut memegang peranan penting untuk penyebarannya agama ke daerah-daerah yang jauh. Demikian pula dengan bangsa Portugis, bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Indonesia, dalam usaha perdagangan dan misinya menyebarkan agama di Kepulauan Maluku, juga menggunakan bahasa Melayu bukan bahasa Portugis dan bukan pula bahasa setempat sebagai bahasa pengantar. Memang sedikit sekali bukti yang menunjukkan hal itu karena pada saat itu peralatan yang digunakan untuk melakukan kegiatan baca tulis bukan alat yang efektif dan tidak tahan lama. Setelah kemajuan teknologi perekaman, barulah ditemukan cukup banyak bukti kegiatan pengajian dan penyiaran agama dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Kegiatan keagamaan yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi juga sudah ada sejak lama sekali. Adanya mantra-mantra yang sampai sekarang menunjukkan bukti kegiatan itu. Para ahli berpendapat bahwa mantra-mantra itu sudah ada sejak sebelum agama Islam datang ke Indonesia, bahkan sebelum agama Hindu dan Budha. Mantra-mantra itu diajarkan oleh guru kepada murid, oleh generasi yang satu kepada generasi berikutnya. Semua itu masih serba lisan sebab pada saat itu tulisan belum dikenal. Ini membuktikan bahwa saat itu bahasa Indonesia dipakai sebagai sarana komunikasi keagamaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar